Posko De Britto untuk Gunung Kelud

Abu vulkanik akibat erupsi Gunung Kelud pada malam Kamis (13/02) menyebabkan terganggunya aktivitas sehari-hari di daerah Yogyakarta. Abu setebal kurang lebih 5 cm menutupi area Yogyakarta dan sekitarnya. Jalan-jalan tertutup abu vulkanik, dengan jarak pandang yang hanya terlampau 5-7 meter. Bahkan Dinas Pendidikan Yogyakarta memutuskan untuk meliburkan sekolah pada hari Jumat (14/02) dan Sabtu (15/02).

Walau abu vulkanik mengancam, tapi hal tersebut tidak mematahkan semangat siswa-siswa SMA Kolese de Britto (biasa disingkat SMA JB) untuk tetap berangkat ke sekolah. Mereka berangkat sekolah bukan untuk melakukan proses belajar mengajar seperti biasa, tapi untuk bersama-sama melakukan aksi kemanusiaan.


Bantuan — Penggalangan dana dilakukan siswa untuk korban erupsi Gunung Kelud di sekitar area erupsi.

“Kami akan membuat posko bantuan di JB, dengan nama ‘Posko de Britto Untuk Gunung Kelud‘. Bagi mereka yang mau menyumbang uang untuk korban Gunung Kelud, bisa transfer ke rekening yayasan SMA JB. Atau bila ada yang mau menyumbang baju layak pakai dan sembako lainnya, bisa melalu kami,” ujar Pandu selaku ketua Presidium (OSIS) SMA Kolese de Britto.

Selain membuat posko bantuan di sekolah, siswa SMA JB juga akan menggalang dana di titik-titik ramai Yogyakarta, tambah Pandu. Seperti di mall, supermarket, terminal, stasiun, dan rumah makan cepat saji.

“Kami sendiri tidak dapat memberikan bantuan secara langsung ke area erupsi. Maka, hasil dari penggalangan dana ini akan kami berikan ke LSM di sekitar Gunung Kelud yang memiliki relasi baik dengan sekolah kami,“ dirinya mengatakan.


Abu — Siswa, guru, dan karyawan SMA Kolese de Britto saling terlibat dalam membersihkan sekolah tercinta.

Saat ditemui pada hari Sabtu (15/02) di Jalan Laksda Adisucipto 161, terlihat seluruh anggota SMA Kolese de Britto sedang membersihkan sekolah mereka. Sekolah yang terkenal akan kebebasan untuk berambut gondrong ini memprioritaskan pendidikan karakter di samping pendidikan akademik.

“Di sekolah kami ada istilah 3C; Compassion (kasih sayang), Competence (kecakapan), dan Conscience (hati nurani). Salah satu bentuk pengaplikasiannya yaitu dengan melakukan hal ini (posko bantuan, red). Ini adalah bentuk konkrit dari pedoman kami, man for others (manusia bagi sesama),“ kata Leonardo Niko, siswa SMA Kolese de Britto yang memelopori relawan siswa JB.

“Kami melakukannya atas kesadaran diri masing-masing sebagai makhluk sosial. Tanpa paksaan dari sekolah atau siapapun dan bukan sebagai ajang untuk bergengsi. Ketika kami bisa membantu, mengapa tidak?“ tambahnya.

Kepala Sekolah SMA Kolese de Britto, Ag. Prih Adiartanto, S.Pd., M.Ed. menanggap posko bantuan de Britto ini dengan positif. Beliau mengatakan bahwa sebagai guru dan keluarga SMA Kolese de Britto beliau merasa bangga atas inisiatif siswa untuk membentuk posko bantuan korban erupsi Gunung Kelud. Ag. Prih menekankan pada saat sosialisasi agar siswa dan seluruh anggota sekolah bekerja secara efektif dan saling terlibat.

Teruslah maju SMA Kolese de Britto! Ad Maiorem Dei Gloriam!

(Bagi pembaca yang ingin menyumbang untuk korban Gunung Kelud bisa transfer ke rekening Yayasan de Britto: 1370001611264)

(Pembaca yang berdomisili Yogyakarta bila ingin menyumbang pakaian pantas pakai atau sembako lainnya bisa datang ke Jalan Laksda Adisucipto 161, SMA Kolese de Britto)


Kelas — Siswa membersihkan kelas masing-masing dengan sapu, pel, dan alat seadanya.


sumber (artikel oleh Joseph Tertia)