De Britto gelar Diskolerasi Untuk Cegah Perpecahan Pelajar

Melihat kurang harmonis dan perpecahan antar siswa SMA di Yogyakarta, SMA Kolese de Britto Yogyakarta menggelar acara “Diskolerasi SMA Kolese de Britto Yogyakarta” Sabtu (20/ malam. Acara yang mengangkat simbol-simbol tahun 80-an ini meramaikan lingkungan sekolah SMA Koleso de Britto yang dihadiri pelajar SMA wilayah Yogyakarta.



Raditya Bagas, koordinator humas acara “Diskorelasi” mengatakan perpecahan yang terjadi akhir-akhir ini di kalangan siswa SMA di Yogyakarta disebabkan akarnya adalah persoalan ideologi.

Melalui acara “Diskorelasi” ini, SMA Kolese de Britto ingin menyatukan sekolah-sekolah SMA di Jogja

“Kami melihat Jogja terkenal sebagai kota pelajar dan visi kami ingin menyatukan sekolah-sekolah SMA di Jogja,” kata Raditya Bagus.

Acara “Diskorelasi” ini digelar unik dan menarik perhatian. Selain penampilan bernuansa disko, pameran vespa, motor kuno, mobil VW kombi atau kodok juga ditampilkan untuk benar-benar menghadirkan suasana tahun 80an.

“Kita buat acara yang benar-benar unik sehingga dapat menarik perhatian orang banyak,” kata Skb.

Pemilihan tema diskorelasi dengan pertimbangan keunikan dan relevan untuk diangkat dalam acara ini sehingga memungkinkan para pelajar SMA di Yogyakarta membangun relasi yang lebih baik dengan diiringi alunan musik disko yang santai.

“Pada dasarnya disko pada tahun 80an itu tempat berpesta, selain berpesta ya menjalin relasi,” ujar Raditya seraya menambahkan meski disko identik dengan minuman beralkohol dan rokok, tapi para siswa dilarang membawanya karena mereka di lingkungan sekolahnya.

Selain display pameran, acara bernuansa disko ini menampilkan dua band audisi yaitu Sister Morphin dan Lolelones, kompetisi Battle Dance, sexy dancer ‘Breezy’, serta cheerleader SMA Kolese de Britto.

Berbagai stand makanan lokal dan luar negeri pun disediakan panitia penyelenggara untuk mengisi perut para pengunjung saat acara berlangsung. Bartender pun sesekali melayani pengunjung tanpa menyediakan minuman beralkohol.

“Acara ini juga sebagai awal hubungan menjalin relasi untuk event tahunan SMA Kolese de Britto bertajuk Malam Budaya November mendatang,” jelas Skb.

Apresiasi pelajar Jogja sangat tinggi hanya dengan tiket senilai limaribu rupiah, bahkan sekitar 1500 lebih orang meramaikan acara ini dari 900 tiket yang disediakan panitia penyelanggara.